Namun tidak begitu halnya dengan Taufan, sang pemilik kafe Jambi Milk. Dia meninggalkan cita-cita itu itu dan lantas menekuni wirausahanya yang sudah dirintis di tanah Jogjakarta, ketika masih di bangku kuliah.
Kisah itu bermula dari hidup Taufan di Jogjakarta semasa kuliah yang begitu pas-pasan. Kiriman orang tua tak cukup untuk memenuhi kebutuhan kuliah dan jajannya. Lalu Taufan mulai memutar otak.
Sehingga dia mengajak beberapa teman semasa sekolahnya untuk berjualan sayuran. Syukurlah usahanya itu maju dan cukup untuk membiayai kebutuhan hidup sehari-hari. "Awalnya kami bekerja sama dengan beberapa restoran. Kami menyuplai bahan makanan untuk restoran. Ternyata kami dipercaya di berbagai restoran Jogja,” jelasnya seperti dilansir Jambi Independent (Jawa Pos Group), Senin (22/5).
Sehingga mulai dari 2010 sampai November 2012, Taufan benar-benar menggeluti pekerjaan tersebut. Taufan mensuplai berbagai sayuran, cabai, ayam serta bahan pangan lainnya. Tentu yang mereka suplai adalah bahan yang berkualitas. Ternyata dengan kerja yang seperti itu bisa menghasilkan uang yang sangat banyak.
Ketika kuliahnya di Universitas Pembangunan Nasional (UPN) "Veteran" Yogyakarta pada tahun 2012, Taufan membawa pulang nilai dengan pujian alias cumlaude. Ternyata dari nilai inilah dia mulai konsisten menjalani usaha yang semula sekadar untuk menyambung hidup di perantauan, namun semangat itu dibawanya ke kampung halaman di tanah Jambi.
Kendati telah pulang ke kampung halaman, Taufan tidak serta merta meninggalkan usahanya di Jogja tersebut. Bisnis itu tetap dijalankannya dari jarak jauh dan menggunakan perpanjangan tangan rekannya yang sudah dibina dari awal. Sedangkan di Jambi, Taufan mulai melirik bisnis baru yang bisa memberikan atmosfer baru bagi masyarakat setempat.
Taufan pun mengajak beberapa rekannya semasa di sekolah tingkat SMA untuk mencari peluang yang memutuskan membuka usaha kuliner. "Lalu saya ajak Oky, Ridwan dan Kamal untuk membuka usaha di Jambi. Karena menurut saya di Jambi masih sangat kurang kuliner,” ucapnya.
Setelah melewati riset kecil dan pemikiran mendalam, akhirnya empat sekawan ini membuka usaha menu susu sapi murni. Dari situlah lahir ide membuat kafe Jambi Milk. “Awalnya saya coba jualan di pinggir jalan. Lalu saya promosikan lewat dunia sosial media seperti twitter,” bebernya.
Ternyata membuahklan hasil. Taufan beserta teman-temannya memberanikan diri membuka restoran atau cafe pada tahun 2013. Kini Jambi Milk eksis dan makin maju. Kafe itu menjadi rujukan kawula muda untuk nongkrong sambil minum susu murni. Tak sedikit pula, kalangan pejabat dan pegawai yang memanfaatkan kafe Jambi milk untuk tempat negosiasi dan sebagainya.
Lalu, pada tahun 2016, mereka mulai melebarkan sayap dan membuka kafe baru lagi, dengan nama Caffe Kepp Burger. “Dalam bisnis itu, tak cukup sekadar ide saja. Tapi harus berani action dan juga jangan lupa kerja keras.,”tutupnya. (mui/iil/JPG)
Baca Kelanjutan Raih Nilai Cumlaude, Tukang Sayur Lupakan Cita-cita Jadi PNS ... - Jawa Pos (Siaran Pers) (Blog) : http://ift.tt/2r7Ecs6
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Raih Nilai Cumlaude, Tukang Sayur Lupakan Cita-cita Jadi PNS ... - Jawa Pos (Siaran Pers) (Blog)"
Post a Comment