Konsumsi Ragam Sayur, Buah, dan Umbi Warga DI Yogyakarta ... - Gatra (Pendaftaran)

Yogyakarta,GATRAnews - Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan (BKPP) DI Yogyakarta menilai Pola Pangan Harapan (PPH) belum ideal.

PPH merupakan ragam pangan berdasar sumbangan energi terhadap total energi pangan utama yang dikonsumsi dan mencukupi secara kualitas dan kuantitas.

Meski mencapai angka 88,5 pada semester kedua tahun ini, keragaman pangan khusus sayur, buah, dan umbi sangat kurang.

“Kami akui untuk mencapai nilai ideal 100 itu sangat susah. Sebab tingkat kesadaran masyarakat masih rendah dalam peningkatan keragaman pangan,” jelas Kepala DKPP DI Yogyakarta Arofa Noor Indriani usai membuka pameran pengolahan makanan dalam rangka Peringatan Hari Pangan Sedunia di Yogyakarta, Kamis (7/9).

Indriani mengatakan dari sembilan kelompok pangan yang menjadi indikator PPH, sayur, buah, dan umbi masih jarang dikonsumsi masyarakat.

“Kami akan terus melakukan sosialisasi dan mendorong masyarakat untuk terus meningkatkan konsumsi keragaman pangan, terutama umbi-umbian yang di kawasan selatan DI Yogyakarta dulu pernah menjadi makanan pokok,” ujarnya.

Adapun dosen agrobisnis Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Ari Astuti mengungkapkan belum idealnya PPH di DI Yogyakarta telah lama terjadi.

“Terutama di Gunungkidul, yang dulu dikenal sebagai pengonsumsi umbi-umbian terutama singkong, sekarang semakin tidak dilirik oleh generasi muda. Hal yang sama juga terjadi di buah-buahan. Buah impor menjadi pilihan dibanding buah lokal yang lebih jelas manfaatnya,” ujarnya.

Rendahnya minat konsumsi umbi-umbian juga terjadi pada skala industri. Saat ini petani umbi mengeluhkan harga jual yang rendah dibandingkan harga gandum.

Pameran olahan pangan tradisional digelar 7-9 September di halaman BKPP DI Yogyakarta. Selama tiga hari, digelar lomba cipta menu tingkat provinsi, lomba kudapan lokal, lomba menggambar tingkat sekolah dasar, juga pemberian penghargaan pada petani, kelompok tani, dan penyuluh berprestasi.

Reporter: Arif Koes Hernawan

Editor: Rosyid

Let's block ads! (Why?)