
Rendahnya kesadaran atas kebersihan dan pola makan yang tak seimbang menjadi persoalan utama masyarakat Kampung Pulau Panjang. Kebiasaan kurang baik itu merupakan warisan turun-temurun yang sulit untuk diubah.
Contoh kecilnya, masyarakat setempat sudah terbiasa beraktivitas di luar rumah tanpa menggunakan alas kaki. Belum lagi ketika buang hajat. Mereka masih menggunakan WC yang belum memadai.
MEMERIKSA: Dina ketika memeriksa salah satu warga. (Bobi Bani/JawaPos.com)
Rahmadina menegaskan, kebersihan menjadi faktor utama ketika membicarakan masalah kesehatan. Selama masyarakat masih belum mengubah kebiasaan tidak memakai alas kaki ketika beraktivitas, belum menggunakan kamar mandi yang sesuai standar, maka permasalahan kesehatan akan selalu ada.
"Bisa lihat sendiri, mereka masih menggunakan WC tembus langsung. Banyak yang tidak memakai sandal. Tapi tetap kami kasih penyuluhan juga," kata perempuan yang akrab disapa Dina itu di Kampung Pulau Panjang, Rabu (14/2).
Pemerintah melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam rutin memberikan penyuluhan kepada masyarakat Kampung Pulau Panjang. Sekaligus memastikan bahwa warga terjangkau dengan layanan kesehatan.
Namun, upaya Dinkes Kota Batam belum sepenuhnya berhasil. "Kami kasih penyuluhan, mereka ikut sebentar saja. Paling-paling seminggu mereka jalankan. Setelah itu balik lagi," ucap Dina.
Selanjutnya beralih ke pola makan. Warga pesisir terbiasa mengonsumsi ikan. Sebenarnya, hal itu cukup baik. Persoalannya adalah pola makan mereka tidak diimbangi dengan konsumsi sayur. Minimnya konsumsi sayur dan buah-buahan membuat masyarakat, khususnya orang tua-orang tua yang mengalami gangguan tekanan darah tinggi.
Kondisi ini juga menjadi salah satu fokus pemerintah. Namun, ketersediaan sayur dan buah-buahan masih cenderung minim di pulau yang dihuni tiga RT dalam satu RW itu.
"Orang tua di sini rata-rata sakitnya hipertensi. Mereka makan tiap hari ikan. Nelayan, ya memang makan ikan. (Sayur) Ketemu seminggu sekali. Itu pun kalau ada," ungkap Dina.
Pernyataan Dina dibenarkan Jourah, salah satu warga setempat. Perempuan berusia 40 itu mengaku memang jarang mengonsumsi sayur-sayuran. Ia tidak terbiasa makan dengan beragam jenis lauk. "Kalau masak ikan, lauknya ikan saja. Kalau sayur yang ada, sayur saja lauknya," cetus Jourah.
(ce1/bbi/JPC)
Baca Kelanjutan Dina Ajarkan Warga Pakai Sandal dan Makan Sayur - Jawa Pos : http://ift.tt/2nZ4F8k
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Dina Ajarkan Warga Pakai Sandal dan Makan Sayur - Jawa Pos"
Post a Comment